Jumat, 31 Agustus 2007

Sayuran

PENAS 2007
Dilaksanakan di Sembawa Kecamatan Banyuasin Palembang Sumatera Selatan dari tanggal 7 s/d 13 Juli 2007
detail...

09 / 3 / 2007
Pengenalan Varietas Unggul Sayuran
Akan dilaksanakan di Cibodas di lokasi P4S / IKAMAJA Cibodas Lembang tanggal 15 s/d 16 Agustus 2007
detail...

22 / 1 / 2007
Soropadan Ekspo SAE III Tahun 2007
Telah dilaksanakan dari tanggal 13 s/d 18 Juni 2007 di Soropadan Kab Temanggung Jawa Tengah.
detail...

22 / 1 / 2007
Launching Portal BALITSA
BALITSA telah me-launching portal dengan tujuan agar publik mengetahui informasi tentang BALITSA. Seperti informasi berita terbaru, Update harga Komoditi, Jaringan informasi BALITSA, Artikel dan lain - lain.
detail...

Tanama Obat

unit pelaksana teknis dibidang penelitian dan pengembangan tanam-an obat dan aromatik di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslit-bang Perkebunan), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

BUAH MAKASAR (Brucea javanica L.)
Berkhasiat untuk mengobati disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp., keputihan, wasir, cacingan dan menghambat perkembangan Plasmodium falciparum (penyebab malaria).

Perkebunan

Varietas Unggul Perkebunan
Pekan Promosi dan Pameran Varietas Unggul Tanaman PerkebunanBogor, 10 Juni 1984
Penggunaan varietas unggul dan benih bermutu adalah salah satu faktor untuk keberhasilan usaha dan pembangunan perkebunan. Walaupun varietas-varietas unggul serta teknologi untuk menghasilkan benih bermutu sudah tersedia, pada kenyataannya sebagian besar petani pekebun masih menggunakan benih asalan. Penggunaan varietas unggul oleh petani masih bervariasi antar komoditi misalnya 85 % pada kelapa sawit, 26 % pada kakao, 18 % pada kapas, 21 % pada tembakau dan seterusnya.

Terbatasnya ketersediaan benih, lokasi ketersediaan yang tidak sinkron dengan daerah pengembangan komoditi, mahalnya harga benih, ketidaktahuan adanya varietas unggul, informasi pasar benih perkebunan yang belum terbuka adalah sebagian saja dari faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya adopsi varietas unggul seperti yang dikemukakan diatas.

Oleh sebab itu sudah waktunya dilakukan kegiatan pekan promosi benih perkebunan yang disamping untuk memperkenalkan ketersediaan varietas unggul dan benih bermutu kepada pengusaha dan petani pekebun, juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu SDM yang berkecimpung dalam penangkaran benih, forum komunikasi antar semua stake holders perbenihan perkebunan, serta diskusi konsep dan strategi untuk mewujudkan tumbuhnya industri benih perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Hortikultura

Berita & Agenda

Sekilas Puslitbang Hortikultura

Pusat Penelitian dan Pengembang Hortikultura adalah salah satu unit eselon II Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian , yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 341/Kpts/OT.140/9/2005.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 299/Kpts/OT.140/7/2005 mandat Puslitbang Hortikultura ialah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura.
Dalam melaksanakan mandat ini, Puslitbang Hortikultura mempunyai fungsi :
Penyiapan perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura
Perumusan program penelitian dan pengembangan hortikultura
Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan hortikultura
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat

VISI
Visi Puslitbang Hortikultura tahun 2005-2009 adalah : Menjadi lembaga terdepan di Asia Tenggara dalam menciptakan dan mengembangkan IPTEK hortikultura yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna.

MISI
Menciptakan, menghasilkan ,dan mengembangkan IPTEK hortikultura sesuai kebutuhan pengguna.
Menghasilkan alternatif/rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura
Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian litbang hortikultura dan
Mengembangkan kapasitas dan publisitas serta pelayanan prima litbang hortikultura.

PROGRAM UTAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ADALAH :
Program penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya genetik hortikultura
Program penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura
Program penelitian dan pengembangan sosial ekonomi dan kebijakan hortikultura
Program pengembangan model agribisnis berbasis inovasi hortikultura
Program pengembangan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembanga hortikultura
Program pengembangan sumberdaya informasi komunikasi, diseminasi, dan penjaringan umpan balik iptek.
ORGANISASI
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 341/Kpts/OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, Susunan Organisasi Puslitbang Hortikultura terdiri dari :
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ( Ir. Agus Muharam, MSc )
Bagian Tata Usaha ( Ir. Murdiyono)
Bidang Program dan Evaluasi, (Kepala Bidang : Dr. Ir. Hardiyanto, MSc)
Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (Kepada Bidang : Ir. Sri Sulihanti, MSc)
Kelompok Jabatan Fungsional
Puslitbang Hortikultura membawahi 4 (empat) Balai Penelitian yaitu :
Balai Penelitian Tanaman Sayuran ( BALITSA ) di Lembang, Jawa Barat
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. di Solok, Sumatera Barat
Balai Penelitian Tanaman Hias di Segunung, Jawa Barat
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, di Malang, Jawa Timur



Copyright 2004 © Puslitbang. All rights reserved.

Tanaman Pangan

warta Terbaru

Didalam Website ini tersedia berbagai macam informasi mengenai Puslitbangtan, antara lain : » Informasi tentang Puslitbangtan, seperti tentang kami, jasa.
» Hasil atau data Publikasi yang telah diterbitkan oleh Puslitbangtan.
» Inovasi Teknologi Varietas.
» Deskripsi Varietas Unggul.
» Informasi lain, seperti Kegiatan yang diadakan oleh Puslitbangtan, dan masih banyak lagi.
Warta Terbaru

Bagan Warna Daun (BWD) kini dapat digunakan untuk Usahatani Jagung Sumber: Sunihardi, Puslitbangtan, 30-08-2007Kelompok Berita: Lain-lainBagan warna daun (BWD) kini dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan N pada tanaman jagung. Alat ini sudah banyak beredar di kalangan petani di seluruh Indonesia. Sebelumnya hanya digunakan untuk mengetahui kebutuhan N pada tanaman padi. Melalui penelitian yang terus menerus, BWD dapat digunakan untuk menghemat penggunaan N (urea) tanpa mengurangi hasil jagung.

Varietas Unggul Baru Jagung Hibrida
Sumber: Sunihardi, Puslitbangtan, 30-08-2007Kelompok
Berita: Lain-lainDepartemen Pertanian telah melepas varietas unggul baru jagung hibrida Bima-2 Bantimurung dan Bima-3 Bantimurung. Karakteristik jagung ini tetap hijau meski sudah siap panen. Karenanya sangat sesuai untuk penyediaan hijauan pakan ternak.

Edaran II - Simposium Tanaman Pangan V, Bogor, 28-29 Agustus 2007
Sumber: Sunihardi, Puslitbangtan, 23-08-2007Kelompok
Berita: Lain-lain
Pemerintah bertekad meningkatkan produksi pangan guna mewujudkan kemandirian pangan dan peningkatan pendapatan petani. Hal ini terkait dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, sebagian besar masyarakat pedesaan menggantungkan ekonominya pada usahatani padi dan palawija, serta tersedianya sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk pembangunan pertanian. Di sisi lain, upaya peningkatan produksi tanaman pangan dihadapkan kepada berbagai kendala dan masalah. Bagaimana pengaruh pemanasan global, serta kendala biotik dan abiotik lainnya terhadap peningkatan produksi. Selengkapnya..

Asian Regional Maize Workshop X
Sumber: Sunihardi, Puslitbangtan, 21-08-2007Kelompok
Berita: Lain-lainBadan Litbang Pertanian bekerjasama dengan International Maize and Wheat Improvement Center (CIMMYT) akan menyelenggarakan Lokakarya Jagung Asia yang ke-10 (the 10th Asian Regional Maize Workshop).
Selengkapnya..
Edaran I - Simposium Tanaman Pangan V
Sumber: SHD - Puslitbangtan, 23-08-2007Kelompok
Berita: Lain-lainPuslitbang Tanaman Pangan Bogor, 28 - 29 Agustus 2007 Pemerintah bertekad meningkatkan produksi pangan guna mewujudkan kemandirian pangan dan peningkatan pendapatan petani. Hal ini terkait dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, ketersediaan beras di pasar dunia mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar masyarakat pedesaan menggantungkan ekonominya pada usahatani padi dan palawija, serta tersedianya sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk pembangunan pertanian. Untuk itu pemerintah telah meluncurkan berbagai program peningkatan produksi. Pada tahun 2007, peningkatan produksi beras ditargetkan sebesar 2 juta ton dan pada tahun-tahun berikutnya meningkat 5% dari produksi nasional.

Hasil Litkaji

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian dan Pengkajian

Diseminasi
2.
Manajemen
3.
Pemetaan
4.
Teknologi Tanaman Pangan - Hortikultura
5.
Teknologi Perikanan
6.
Teknologi Peternakan
7.
Teknologi Perkebunan
8.
Teknologi Pasca Panen
9.
Sosial Ekonomi

Desimilasi



BPTP Jawa Barat sebagai institusi/lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pengkajian teknologi pertanian, dengan memiliki wilayah kerja di Provinsi Jawa Barat, dalam umur yang relatif muda berupaya menghasilkan berbagai luaran untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan pertanian terutama di wilayah kerja yang menjadi wewenangnya tersebut. Pada prinsipnya luaran yang dihasilkan adalah dalam bentuk teknologi pertanian dan berbagai informasi yang berkaitan dengan pengembangannya. Namun demikian bentuk berbagai hasil yang telah dicapai, di antaranya dapat kami sampaikan dalam bentuk (1) Media Informasi Tercetak; (2) Media Informasi Elektronik.

Media Informasi Tercetak
1.
LIPTAN (Lembar Informasi Pertanian)
2.
Prosiding (Hasil Seminar dan Lokakarya)
3.
Monograf
4.
Petunjuk Teknis (Bimbingan Teknis Hasil-hasil Pengkajian)
5.
Leaflet/Folder
6.
Brosur
7.
Poster
8.
Laporan Tahunan
Media Informasi Elektronik
1.
VCD Dokumentasi Hasil-hasil Pengkajian

Kamis, 30 Agustus 2007

Program


Program Utama


FSZ / Kabupaten
Pengkajian SUT Terpadu (Integrasi Tanaman-Ternak) di FSZ Terpilih
Kegiatan:


Teknis (Pene. Adaptif & SUT & SUP)
Sosial ekonomi
Diseminasi teknologi spesifikasi lokasi
Analisis kebijaksanaan


FSZ / Kabupaten

Sawah Irigasi:
Garut, Majalengka, Sukabumi, Ciamis, Karawang, Subang, Kuningan, dan Indramayu
Lahan Dataran Tinggi:
Bandung dan Garut
Lahan Kering Dataran Rendah:
Tasikmalaya
Lintas FSZ:
Kawasan Andalan Cipamatuh

Sejarah BPTP

Sejarah BPTP JAWA BARAT

Pembentukan Balai Informasi Pertanian bermula dengan adanya gagasan tentang Pertanian.Balai Informasi pertanian dalam pembentukan Pusat Informasi Pertanian pada rapat kerja penyuluhan pertanian Indonesia di Jakarta tahun 1960. Atas dasar pengarahan rapat kerja Dinas Pertanian Rakyat Propinsi Jawa Timur mendirikan pusat pertanian ini terus dilanjutkan pada setiap propinsi, dimana akhirnya menjadi balai informasi Pertanian Jawa Barat yang diresmika pada tanggal 24 September 1979, namun secara operasional balai Informasi Pertanian Jawa Barat ini telah melaksanakan kegiatan anggaran 1978/1979 yakni sejak 1 April 1978. Saat itu Balai Informasi Pertanian Jawa Barat masih berupa sub Proyek Informasi Pertanian Tagineneng Lampung, Presiden soeharto yang meresmikan dan menandatangani Balai Informasi Pertanian ( BIP ) Pertama di Indonesia yaitu:
1. Balai Informasi Pertanian Gedong Johor (Medan)
2. Balai Informasi Pertanian Padang (Sumatra Barat)
3. Balai Informasi Pertanian tangineneng (Lampung)
4. Balai Informasi Pertanian kayu Ambon Lembang (Jawa Barat)
5. Balai Informasi Pertanian Ungaran (JawaTengah)
6. Balai Informasi Pertanian Wonocolo Surabaya (Jawa Timur)
7. Balai Informasi Pertanian Meninjau Mataram (NTB)
8. Balai Informasi Pertanian Banjar baru (Kalimantan Selatan)
9. Balai Informasi Pertanian Ujung Pandang (Sulawesi selatan)

Balai Informasi Pertaniandi Jawa Barat yang telah berkarya pada usaha pembangnan pertanian di jawa barat sejak tahun 1979, mulai tanggal 1 April 1995, menjadi terorganisasi menjadi pengkajian teknologi Pertanian.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa Barat didirikan berdasarkan Sk mentri Pertanian RI NOMOR : 798/Kpts/OT.210/94 tanggal 13 Desember 1994 yang mulai berlaku efektif 1 April 1995. Sebagai ter organisasi di Departemen Pertanian BPTP Jawa Barat dan DKI Jakarta, yang bermula berada dibawah Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian,BPTP Jawa Barat adalah Unit Pelaksana Teknis pertanian (UPT),Badan Penelitian da pengembangan (badan Litbang), yang berada dibawah Pusat Penelitian Ekonomi Pertanian (PSE) yang bertugas di Jawa Barat.

Wilayah Kerja

Wilayah Kerja

Wilayah kerja BPTP Jawa Barat yaitu di wilayah Propinsi Jawa Barat meliputi 16 kabupaten dan 6 kota yaitu: Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bekasi, Purwakarta, Karawang, Subang, Bandung, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Indramayu, Majalengka, Kuningan dan Cirebon serta Kota Bogor, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Depok, Tasikmalaya, dan Banjar.

Sejarah

Sejarah BPTP JAWA BARAT

Pembentukan Balai Informasi Pertanian bermula dengan adanya gagasan tentang Pertanian.Balai Informasi pertanian dalam pembentukan Pusat Informasi Pertanian pada rapat kerja penyuluhan pertanian Indonesia di Jakarta tahun 1960. Atas dasar pengarahan rapat kerja Dinas Pertanian Rakyat Propinsi Jawa Timur mendirikan pusat pertanian ini terus dilanjutkan pada setiap propinsi, dimana akhirnya menjadi balai informasi Pertanian Jawa Barat yang diresmika pada tanggal 24 September 1979, namun secara operasional balai Informasi Pertanian Jawa Barat ini telah melaksanakan kegiatan anggaran 1978/1979 yakni sejak 1 April 1978. Saat itu Balai Informasi Pertanian Jawa Barat masih berupa sub Proyek Informasi Pertanian Tagineneng Lampung, Presiden soeharto yang meresmikan dan menandatangani Balai Informasi Pertanian ( BIP ) Pertama di Indonesia yaitu:
1. Balai Informasi Pertanian Gedong Johor (Medan)
2. Balai Informasi Pertanian Padang (Sumatra Barat)
3. Balai Informasi Pertanian tangineneng (Lampung)
4. Balai Informasi Pertanian kayu Ambon Lembang (Jawa Barat)
5. Balai Informasi Pertanian Ungaran (JawaTengah)
6. Balai Informasi Pertanian Wonocolo Surabaya (Jawa Timur)
7. Balai Informasi Pertanian Meninjau Mataram (NTB)
8. Balai Informasi Pertanian Banjar baru (Kalimantan Selatan)
9. Balai Informasi Pertanian Ujung Pandang (Sulawesi selatan)

Balai Informasi Pertaniandi Jawa Barat yang telah berkarya pada usaha pembangnan pertanian di jawa barat sejak tahun 1979, mulai tanggal 1 April 1995, menjadi terorganisasi menjadi pengkajian teknologi Pertanian.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa Barat didirikan berdasarkan Sk mentri Pertanian RI NOMOR : 798/Kpts/OT.210/94 tanggal 13 Desember 1994 yang mulai berlaku efektif 1 April 1995. Sebagai ter organisasi di Departemen Pertanian BPTP Jawa Barat dan DKI Jakarta, yang bermula berada dibawah Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian,BPTP Jawa Barat adalah Unit Pelaksana Teknis pertanian (UPT),Badan Penelitian da pengembangan (badan Litbang), yang berada dibawah Pusat Penelitian Ekonomi Pertanian (PSE) yang bertugas di Jawa Barat.

Visi dan Misi


Visi dan Misi BPTP JAWA BARAT

Visi

BPTP menjadi lembaga penelitian dan pengkajian regional terdepan menghasilkan dan menyediakan teknologi tepat guna spesifik lokasi pada tahun 2010.

Misi

Mendukung pengembangan pertanian dan penggunaan sumberdaya pertanian secara optimal dengan mengidentifikasi kebutuhan, menghasilkan dan menerapkan teknologi pertanian spesifik lokasi serta model sistem dan usaha pengembangan agribisnis dalam rangka meningkatkan produktivitas, pendapatan, kesejahteraan, dan kemandirian petani nelayan.

Tugas dan Fungsi


Tugas dan Fungsi BPTP Jawa Barat

Tugas

BPTP Jawa Barat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian komoditas, pengujian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi di wilayah Jawa Barat
Fungsi

(1) Penyiapan inventarisasi dan identifikasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;

(2) Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan paket teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;

(3) Penyiapan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan untuk bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian;

(4) Pelayanan teknik kegiatan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian;

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai;

Selasa, 28 Agustus 2007

Hasil Pengkajian

Hasil - hasil Pengkajian
Rekomendasi Teknologi Pertanian
bullet1.gif (904 bytes) Merupakan anjuran resmi pejabat yang berwenang tentang suatu teknologi yang sudah diuji dan layak untuk diterapkan. Di Jawa Barat, pejabat yang berwenang menetapkan rekomendasi tersebut atas nama Menteri Pertanian adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian.

d
bullet1.gif (904 bytes) Suatu teknologi pertanian sebelum ditetapkan menjadi rekomendasi harus melalui proses pengujian oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, kemudian hasilnya dibahas dalam Komisi Teknologi Pertanian untuk diberikan pertimbangan.

d
bullet1.gif (904 bytes) Adanya rekomendasi dapat menghindarkan kemungkinan akibat negatif yang dialami oleh masyarakat dan pengguna lainnya.
1. Pemetaan
2. Teknologi Tanaman Pangan dan Hortikultura
3. Teknologi Peternakan
4. Teknologi Perikanan
5. Teknologi Perkebunan
6. Teknologi Pasca Panen

Rabu, 22 Agustus 2007

Sejarah Litbang

» Sejarah Litbang

Sejak dibentuk pada tahun 1974, Badan Litbang Pertanian mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Secara ringkas, evolusi organisasi dan kelembagaan Badan Libang Pertanian adalah sebagai berikut:

Periode 1974 - 1980

Keppres tahun 1974 dan 1979 menetapkan bahwa Badan Litbang Pertanian sebagai unit Eselon I, membawahi 12 unit Eselon II, yaitu: 1 Sekretariat, 4 Pusat (Pusat Penyiapan Program, Pusat Pengolahan Data Statistik, Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian, dan Pusat Karantina Pertanian) 2 Pusat Penelitian (Puslit Tanah dan Puslit Agro-Ekonomi), serta 5 Pusat Penelitian Pengembangan (Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Kehutanan, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan).

Periode 1981 - 1986

Pada tahun 1983 Badan Litbang mengalami perubahan sesuai dengan perubahan lingkungan strategis dan tuntutan pembangunan pertanian. Berdasarkan Kepres No. 24 tahun 1983, Badan Litbang Pertanian terdiri atas: Sekretariat, Pusat Data Statistik, Pusat Perpustakaan Pertanian, Puslit Tanah, Puslit Agro-Ekonomi, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan.

Periode 1987 - 1991

Dalam Keppres No. 4 1990 struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian terdiri atas: Sekretariat, Pusat Data Statistik, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, Puslit Tanah & Agroklimat, Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 75/Kpts/OT.210/2/1991, Badan Litbang mendapat tambahan satu unit Eselon II yaitu Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian (BBP Alsintan).

Periode 1992 - 1997

Seiring dengan program pemerintah untuk merampingkan jabatan struktural dan mengembangkan jabatan fungsional, dikeluarkan Keppres No. 83 tahun 1993 yang dijabarkan dalam Kepmen Pertanian No.96/Kpts/OT.210/2/1994 tentang organisasi dan tata kerja Departemen Pertanian. Selanjutnya susunan organisasi Badan Litbang Pertanian terdiri atas 11 unit Eselon II, yaitu: Sekretariat, Pusat Penyiapan Program Penelitian, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, Puslit Tanah & Agroklimat, Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan, serta BBP Alsintan. Pada reorganisasi saat ini, dibentuk Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) yang tersebar di sebagian besar propinsi di Indonesia.

Periode 1998 - 1999

Berdasarkan Keppres No.61/1998 Badan Litbang Pertanian mengalami perubahan, karena Puslitbang Tanaman Industri masuk ke Departemen Kehutanan dan Perkebunan, maka susunan organisasinya sebagai berikut: Sekretariat, Pusat Penyiapan Program Penelitian, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, Puslit Tanah & Agroklimat, Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan, serta BBP Alsintan.

Periode 2000 - 2001

Pada pertengahan tahun 2000 Badan Litbang melakukan perampingan organisasi berdasarkan SK. Mentan No.160/Kpts/OT.210/3/2000. Pada periode ini Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) berubah menjadi Pusat Penelitian (Puslit). Susunan organisasi Badan Litbang terdiri atas 7 unit Eselon II: Sekretariat, Puslit Tanah & Agroklimat, Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Puslit Tanaman Pangan, Puslit Hortikultura, Puslit Peternakan, serta BBP Alsintan sebagai unit Eselon IIb. Sesuai SK Mentan tersebut pula Puslitbang Perikanan masuk ke Departemen Kelautan dan Perikanan. Sedangkan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (tadinya Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian) berada dibawah administrasi Sekretariat Jenderal Deptan.

Periode 2001 - 2003

Sesuai SK Menteri No. 01/Kpts/OT.210/1/2001 susunan organisasi Badan Litbang Pertanian berubah lagi ditandai dengan berubahnya 'Puslit' menjadi 'Puslitbang' dan kembalinya Perkebunan ke lingkungan Departemen Pertanian. Strukturnya menjadi 8 unit Eselon II: Sekretariat, Puslitbang Tanah & Agroklimat, Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perkebunan, sedangkan BBP Mekanisasi Pertanian belum berubah.

Periode 2003 - 2004

Terjadi penyempurnaan organisasi dan tata kerja dua Balai Penelitian. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No: 631/Kpts/OT.140/12/2003 disempurnakan menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Sedangkan Balai Penelitian Pascapanen Pertanian dengan Keputusan Menteri Pertanian No: 631/Kpts/OT.140/12/2003 disempurnakan menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Dengan demikian Badan Litbang Pertanian mempunyai 10 unit eselon II.

Selain itu juga terjadi pembentukan 2 unit organisasi BPTP di 2 Propinsi, yaitu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung (Kepmentan No. 633/Kpts/OT.140/12/2003).

Periode 2005

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 299/Kpts/OT.140/7/2005, Badan Litbang Pertanian terdiri dari satu Sekretariat Badan dan empat Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) yang meliputi 1) Puslitbang Tanaman Pangan, 2) Puslitbang Hortikultura, 3) Puslitbang Perkebunan, dan 4) Puslitbang Peternakan. Di samping itu, dibentuk Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian sebagai perubahan dari Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Berdasarkan Permentan No. 328/Kpts/OT.220/6/2005 Badan Litbang Pertanian membina Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Berdasarkan Permentan No. 329/Kpts/OT.220/6/2005, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dibina sepenuhnya oleh Badan Litbang Pertanian.

Selanjutnya berdasarkan Permentan No. 300/Kpts/OT.140/7/2005 telah dibentuk Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDL) sebagai perubahan dari Puslitbang Tanah dan Agroklimat, sedangkan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berubah menjadi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) berdasarkan Permentan No. 301/Kpts/OT.140/7/2005. BBSDL mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumberdaya di bidang tanah, agroklimat dan hidrologi, lahan rawa, serta pencemaran lingkungan. Sedangkan BBP2TP mengkoordinasikan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang bersifat spesifik lokasi di 28 BPTP.

Periode 2006 - Sekarang

Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 Unit Pelaksana Teknis (UPT) mengalami penataan organisasi. Penataan UPT tersebut meliputi peningkatan status eselon yaitu Balai Penelitian Tanaman Padi dari eselon III-a menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi eselon II-b, Balai Penelitian Veteriner menjadi Balai Besar Penelitian Veteriner eselon II-b. Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik dari eselon IV-a menjadi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika eselon III-a, Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan menjadi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri eselon III-a, dan Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian menjadi Balai Penelitian Lingkungan Pertanian eselon III-a.

Di samping itu, UPT yang mengalami perubahan nomenklatur adalah Balai Penelitian Tanaman Buah menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) tahun 2006 bertambah dua unit organisasi yaitu BPTP Gorontalo dan BPTP Maluku Utara. Sehingga tahun 2006 Badan Litbang Pertanian terdiri atas Sekretariat Badan, 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai Besar, 15 Balai Penelitian, 30 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian.

Visi Dan Misi Litbang

Visi dan Misi

Berdasarkan visi dan misi pembangunan pertanian, tujuan pembangunan IPTEK, dan dinamika lingkungan strategis domestik dan global, serta kebutuhan masyarakat, Badan Litbang Pertanian menetapkan visi dan misi yaitu:

Visi

Menjadi lembaga Litbang pertanian terunggul di Asia Tenggara dalam menghasilkan inovasi mendukung pertanian tangguh, sesuai dinamika kebutuhan pengguna.

Misi

  • Menciptakan, merekayasa, dan mengembangkan inovasi teknologi dan rekomendasi kebijakan pembangunan di bidang pertanian sesuai dinamika kebutuhan pengguna.
  • Meningkatkan efisiensi dan percepatan diseminasi kepada para pengguna serta meningkatkan penjaringan umpan balik inovasi pertanian.
  • Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan IPTEK dan peningkatan peran Badan Litbang Pertanian dalam pengembangan agribisnis dan pembangunan pertanian.
  • Mengembangkan kapasitas institusi Badan Litbang Pertanian menuju pengelolaan litbang yang profesional dan berintegritas moral tinggi.